Tips Sehat & Hemat Anak Kos
Mayoritas anak kos / remaja yang hidup jauh dari orang tua akan kehabisan uang sebelum waktunya. Saya pun sering mengalami hal ini. Tapi itu dulu. Ada beberapa hal yang saya lakukan dengan konsisten agar simpanan uang tetap aman. Berikut ini beberapa tips yang saya laksanakan hingga menghasilkan tulisan ini.
Rencanakan pengeluaran
Langkah yang saya gunakan agar simpanan uang tetap selamat hingga akhir bulan (saya dikirimi uang pada awal bulan) ya dengan mengatur pengeluaran. Jika dalam 1 bulan Anda diberi jatah sebanyak 1 bagian, pastikan hitung dulu ada berapa hari lagi hingga kiriman datang. Jika 30 hari lagi, maka bagi uang dengan 30. Sebagai referensi, saya membagi pengeluaran menjadi beberapa minggu dalam 1 bulan. Jadi, jika ada 4 minggu dalam 1 bulan berarti saya harus membagi uang kiriman orang tua menjadi 4 bagian. Saran saya, bedakan antara pengeluaran tetap dengan pengeluaran tidak tetap. Pengeluaran tetap itu misalnya, untuk pembelian bahan bakar kendaraan, pembayaran jasa kos, dll. Jangan sampai pengeluaran tetap dikorbankan untuk kepentingan yang sekunder, dan bahkan tersier.
Masaklah nasi sendiri
Ada beberapa tempat kos yang melarang penghuninya untuk membawa perangkat listrik seperti magic jar (alat untuk menanak dan menghangatkan nasi). Ada juga yang memberikan biaya tambahan ketika penghuninya membawa magic jar. Namun, hal itu yang perlu menjadi pertimbangan Anda untuk memilih tempat kos yang mengijinkan dan bahkan meng-gratiskan penghuninya untuk membawa perangkat tambahan (magic jar). Saya setiap minggu menghabiskan 2kg nasi untuk 3x makan setiap hari. Jika dihitung, 1kg nasi mungkin seharga Rp 7.000,00. Untuk 2kg berarti Rp 14.000,00 kan? Jika Anda ingin memasak nasi sendiri, pastikan biaya pembelian beras dijadikan pengeluaran tetap.
Beli lauk pauk saja
Memasak nasi sudah dilakukan sendiri, sekarang waktunya membahas lauk pauk. Belilah lauk pauk yang bergizi dan murah tentunya. Jangan pula terpancing untuk membeli yang murah, tapi mengorbankan kesehatan Anda. Saran saya, hanya beli lauk pauk di tempat langganan Anda. Mengapa demikian? Karena bisa jadi akan ada porsi tambahan dan pelayanan khusus untuk pelanggannya. Saya sudah mengalami hal ini. Ketika datang ke warung langganan, orang yang bekerja disana langsung mengambil plastik bungkus makanan dan menanyakan, "Mau bungkus lauk apa mas?" Hehe.. O iya, jangan beli lauk pauk yang sama setiap hari karena tubuh perlu variasi nutrisi.
Cuci pakaian sendiri
Banyak anak kos tidak mencuci baju mereka sendiri. Entah karena malas, gengsi, atau alasan lainnya. Padahal, jika dihitung-hitung, pengeluaran untuk jasa laundry juga menguras jatah bulanan saya. Maka dari itu, saya memilih untuk mencuci baju sendiri. Jika Anda memilih untuk mencuci baju menggunakan jasa laundry, pasti selalu terpikir paket murah yang ditawarkan oleh mereka (jasa laundry). Paket murah biasanya diukur berdasarkan massa pakaian yang akan dicuci. Nah, jika pakaian Anda belum memenuhi kuota, apa Anda mau membawanya ke laundry? Jawabannya pasti tidak karena "nanggung banget". Akibatnya pakaian kotor akan tertumpuk di kamar kos dan tentunya kamar jadi berbau tidak enak. Itulah kelebihan mencuci baju sendiri. Anda bisa mencuci kapan saja, dengan jumlah sedikit / banyak, dan juga tanpa ada ketakutan kehilangan pakaian ketika di-laundry.
Konversi kendaraan bermotor ke non-motor
Langkah terakhir yang sudah saya laksanakan adalah dengan bersepeda ke kampus (Bike to Campus). Jika jarak kampus / sekolah dari tempat kos tidak jauh, jalan kaki saja juga cukup. Dengan begitu, Anda sudah menghemat biaya untuk membeli bensin sekaligus menyelamatkan bumi dari kelebihan kadar gas buang kendaraan bermotor.
Nah, langkah di atas dapat Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang anak kos. Ingat, jauh dari orang tua berarti belajar untuk menjadi lebih mandiri. Jika Anda masih menggantungkan hidup kepada orang tua, tidak ada gunanya Anda hidup sebagai anak kos.
Terima kasih. Anom Harya.