Menghindari Cuci Otak Oleh NII
Miris sekali melihat dan mendengar berita yang belakangan ini sering saya dengar melalui televisi. Berita yang sempat menjadi headline tersebut adalah adanya kelompok yang mengatasnamakan dirinya sebagai NII. Kelompok ini merekrut anggota dengan cara mencuci otak korbannya tersebut.
Berdasarkan Wikipedia berbahasa Indonesia, cuci otak adalah sebuah upaya rekayasa pembentukan ulang tata berpikir, perilaku, dan kepercayaan tertentu menjadi sebuah tata nilai baru. Praktik ini biasanya merupakan hasil dari tindakan indoktrinasi. Dalam psikopolitik diperkenalkan dengan bantuan penggunaan obat-obatan dan sebagainya. Namun, dari media elektronik dan media cetak yang saya baca, kelompok bawah tanah ini mencuci otak dengan memberikan doktrin berbasis agama tanpa campur tangan obat-obatan.
Brainwash atau cuci otak adalah sebuah proses yang sudah dikenal semenjak lama, bahkan sebelum perang dunia ke II. Teknologi ini banyak digunakan saat itu oleh tentara Jerman. Untuk apa? Untuk membangun semangat para prajurit dari semenjak masih remaja, untuk membentuk mental prajurit yang tahan banting, loyal, dan sejiwa dengan haluan partai NAZI saat itu. Teknik yang digunakan merupakan sebuah metode yang saat itu dikembangkan secara ilmiah oleh para pakar psikologi dan pikiran manusia, dimana para pakar Jerman saat itu juga melakukan berbagai percobaan terhadap pikiran manusia (semasa holocaust di Jerman).
Semua metode yang digunakan untuk melakukan brainwash saat itu, biasanya menggunakan waktu yang cukup panjang, untuk menanamkan sebuah program atau ide tertentu dalam pikiran seseorang. Waktu yang cukup panjang merupakan sebuah proses supaya program baru yang ditanamkan tersebut masuk ke pikiran bawah sadar seseorang.
Tujuan utama brainwash saat itu adalah lebih cenderung untuk membangun mental dan kesetiaan para prajurit Jerman.
Metode utama yang digunakan adalah dengan memasukkan informasi / dogma secara audio dan visual secara waktu berkala dan panjang, dan bersifat terfokus.
Kewaspadaan diri perlu ditingkatkan ketika Anda bertemu kasus seperti berikut dalam kehidupan Anda atau di sekitar Anda (Khususnya kasus NII) :
- Mengajak Anda untuk bertemu di tempat ramai. Setelah di tempat ramai tersebut, Anda dikenalkan oleh orang asing.
- Menggunakan teman lama Anda sebagai perantara dalam perekrutan. Untuk proses pemberian doktrin akan disampaikan oleh orang lain yang lebih berpotensi. Kemungkinan besar, orang yang berpotensi tersebut juga tidak Anda kenal.
- Bagi keluarga, sahabat, atau kerabat dekat pasti merasakan adanya perubahan pada orang yang mereka kenal / anggota keluarganya tersebut. Perubahan yang paling nampak adalah mudahnya korban meminta uang dalam jumlah besar kepada orang tua tanpa alasan yang jelas. Kalaupun alasannya jelas, kemungkinan besar itu adalah kebohongan belaka.
- Menjual barang pribadi miliknya seperti laptop, komputer, TV, motor, dll tanpa alasan yang jelas pula.
Nah, itu tadi gejala yang tampak pada anggota keluarga atau sahabat Anda ketika ia telah terkena pengaruh cuci otak oleh NII. Lantas, bagaimana pencegahannya?
Gejala yang saya paparkan di atas adalah gejala awal. Mengapa bisa disebut gejala awal? Hal ini karena modus NII yang menempatkan korbannya di seluruh wilayah di Indonesia setelah ia memenuhi beberapa syarat seperti menyerahkan sejumlah uang, dll. Kemungkinan besar anggota keluarga Anda untuk pergi jauh sangatlah besar. Maka dari itu, langsung berikan tindakan pencegahan sebelum korban menjadi lebih loyal pada NII.
Cukup itu saja informasi yang bisa saya berikan terkait kasus NII yang sedang marak di tanah airku ini. Bila ada info lebih lanjut bisa Anda sampaikan melalui komentar di bawah.