Ulat bulu? Bentuknya memang lucu sih. Tapi kalo sampai hinggap di tubuh kita bagaimana jadinya?
Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Ipih Ruyani sempat mengeluarkan 4 cara jitu agar perkembangan ulat bulu melambat. Cara yang bisa kita lakukan yakni :
- Lakukanlah pengamatan populasi ulat bulu pada permukaan daun bagian bawah sehingga bisa diketahui sedini mungkin apabila perkembangan ulat bulu meningkat. Pengamatan bisa dilakukan dua minggu sekali.
Ada yang mau bantu saya periksa tanaman di kos? Kalo saya sih geli
- Terkait sanitasi. Kalau ada pohon-pohon, jangan sampai daun-daun keringnya menumpuk karena bisa menjadikan tempat lebih lembap dan mempercepat ulat berkembang biak.
- Lakukan pemusnahan telur dan pupa atau kepompong. Cara ini akan memutuskan siklus metamorfosis menjadi ulat bulu. Apabila sudah menjadi kupu-kupu maka kumpulkan lalu dibakar.
Kasihan sekali kupu-kupunya harus dibakar
- Penyemprotan insektisida yang efektif dilakukan secara massal dan serentak.
O iya, dampak yang diakibatkan ulat bulu dasarnya ringan. Mungkin cuma gatal-gatal di kulit. Nah, untuk mencegah gatal-gatal itu disarankan agar menghindari kontak langsung dengan ulat bulu. Selain itu, jangan lupa cuci tangan setelah beraktivitas serta tutup makanan/ minuman. Kalau memang sakitnya parah, langsung saja ke puskesmas terdekat. Saya yakin Anda akan mendapat pengobatan gratis karena Menkes mengeluarkan kebijakan demikian terkait wabah ulat bulu sekarang ini.
Ayo kita peduli lingkungan dan kesehatan agar wabah ulat bulu ini cepat berlalu.