Kesehatan - Sehatkah Kopi Bagi Anda?
Kopi adalah teman setia saya di pagi hari ketika akan berangkat kuliah. Banyak mitos yang beredar tentang kopi, bahwa kopi dapat menambah semangat atau hanya sekedar dapat menahan rasa kantuk. Tapi sebelum berspekulasi terlalu banyak mari kita telusuri seluk beluk kopi.
Zat utama yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kafein merupakan senyawa kimia alkaloid yang dikenal sebagai trimetilsantin dengan rumus molekul C8H10N4O2. Jumlah kandungan kafein dalam kopi adalah 1-1,5%, sedangkan pada teh adalah 1-4,8%. (mungkin anda tidak menyangka bahwa teh juga mengandung kafein) Kafein bekerja dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosin dalam sel syaraf yang akan memacu produksi hormon adrenalin.
Penelitian yang dilakukan terhadap kopi ternyata masih berlangsung. Hal ini dianggap perlu, karena kopi ternyata masih menyimpan banyak manfaat yang belum terekspos. Bagi Anda yang menggemari kopi, inilah beberapa manfaat kopi yang mungkin belum Anda ketahui.
Mencegah penyakit saraf
Peminum kopi berkafein cenderung tidak akan mengembangkan penyakit Alzheimer dan Parkinson. Kandungan antioksidan di dalam kopi akan mencegah kerusakan sel yang dihubungkan dengan Parkinson. Sedangkan kafein akan menghambat peradangan di dalam otak, yang kerap dikaitkan dengan Alzheimer.
Melindungi gigi
Kopi yang mengandung kafein memiliki kemampuan antibakteri dan antilengket, sehingga dapat menjaga bakteri penyebab lubang menggerogoti lapisan gigi. Minum kopi secangkir setiap hari terbukti dapat mencegah risiko kanker mulut hingga separuhnya. Senyawa yang ditemukan di dalam kopi juga dapat membatasi pertumbuhan sel kanker dan kerusakan DNA.
Menurunkan risiko kanker payudara
Menjelang masa menopause, wanita yang mengonsumsi 4 cangkir kopi sehari mengalami penurunan risiko kanker payudara sebesar 38 persen, demikian menurut sebuah studi yang dipublikasikan di The Journal of Nutrition. Kopi melepaskan phytoestrogen dan flavonoid yang dapat menahan pertumbuhan tumor. Namun konsumsi kurang dari 4 cangkir tidak akan mendapatkan manfaat ini.
Mencegah batu empedu
Batu empedu tumbuh ketika lendir di dalam kantong empedu memerangkap kristal-kristal kolesterol. Xanthine, yang ditemukan di dalam kafein, akan mengurangi lendir dan risiko penyimpanannya. Dua cangkir kopi atau lebih setiap hari akan membantu proses ini.
Melindungi kulit
Konsumsi 2-5 cangkir kopi setiap hari dapat membantu menurunkan risiko kanker kulit nonmelanoma hingga 17 persen. Kafein dapat memacu kulit untuk membunuh sel-sel pra kanker, dan juga menghentikan pertumbuhan tumor.
Mencegah diabetes
Orang yang mengonsumsi 3-4 cangkir kopi reguler atau kopi decaf (dengan kadar kafein yang dikurangi) akan menurunkan risiko mengembangkan diabetes tipe II hingga 30 persen. Asam klorogenik dapat membantu mencegah resistensi insulin, yang merupakan pertanda adanya penyakit ini.
Sayangnya, kebiasaan minum kopi bisa menimbulkan efek ”kecanduan”, baik secara psikologis maupun fisiologis. Ciri umum ketergantungan kopi antara lain rasa lelah, lesu, dan mengantuk kalau sehari saja tidak minum kopi. Konsumsi yang wajar adalah sebanyak 1-3 cangkir kopi dalam sehari. Akan tetapi, bila dalam sehari mengonsumsi lebih dari itu sekaligus, dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Seperti misalnya jantung berdebar, rasa gelisah, gugup, insomnia (sulit tidur), tremor (tangan bergetar), bahkan mual sampai muntah-muntah.
Minum kopi juga berbahaya bagi penderita hipertensi (tekanan darah tinggi) karena senyawa kafein bisa menyebabkan tekanan darah meningkat tajam.
Selain itu, kopi juga bisa meningkatkan aliran darah ke ginjal dengan akibat produksi urine bertambah. Jadi, jangan heran kalau tak lama sehabis mengonsumsi kopi, kandung kencing menjadi cepat penuh.
Minum kopi terlalu banyak bisa pula mengurangi kesuburan wanita, apalagi kalau dikombinasikan dengan alkohol. Bagi wanita usia menopause, minum kopi dalam jumlah banyak bisa menambah risiko kekeroposan tulang (osteoporosis). Pada dosis sedang, kafein dapat menaikkan produksi asam lambung yang berlangsung lama sehingga dapat memperbesar risiko penyakit lambung.
Oleh karena itu, para penderita kelemahan lambung dianjurkan sebaiknya menghindari mengonsumsi kopi. Bukan hanya itu saja, ternyata cara pengolahan dan penyeduhannya pun memberi andil terhadap dampak yang ditimbulkannya.
Bentuk pengolahan dan penyeduhan kopi tubruk, misalnya. Mengapa bisa begitu? karena kopi tubruk umumnya lebih keras dibandingkan kopi halus yang biasanya instan atau cepat saji. Bubuk kopi dalam cangkir atau gelas yang berupa bubuk kasar dan tidak larut dalam air pada kopi tubruk, penyajiannya langsung diseduh dengan air mendidih.
Lagi pula, kopi tubruk biasanya dipadukan dengan gula batu. Akibatnya, akan lebih banyak ampas bubuk kopi yang masuk ke dalam tubuh dibandingkan dengan yang diseduh dalam teko. Dengan begitu, dapat dimaklumi bila efek samping dari kopi tubruk lebih tinggi dibandingkan dengan secangkir kopi yang sudah ”tersaring” ampasnya.
Jadi sekarang pilihan ada di tangan anda. Bagi yang tidak suka kopi, apa anda ingin memulai untuk minum kopi? Atau bagi yang kecanduan kopi, ingin mengurangi dan bahkan melupakan kopinya sehari - hari?
Sumber : kompas dan solusisehat