Fakta Tentang Silikon (Part 1)

Label: , ,

Memiliki payudara indah, hidung mancung, atau betis seksi lewat operasi bedah plastik memang menggiurkan. Banyak orang yang memilih menggunakan cara singkat tapi tak sedikit pula yang mencemaskan efek sampingnya. Penggunaan silikon dalam dunia kosmetika telah banyak menuai kontroversi. Simak tanya-jawab berikut ini untuk melengkapi pengetahuan Anda tentang silikon.

  1. Apa itu silikon?
    Silikon adalah polimer nonorganik yang bervariasi, dari cairan, gel, karet, hingga sejenis plastik keras. Beberapa karakteristik khusus silikon: tak berbau, tak berwarna, kedap air, serta tak rusak akibat bahan kimia dan proses oksidasi, tahan dalam suhu tinggi, serta tidak dapat menghantarkan listrik. Pertama kali ditemukan, digunakan untuk membuat lem, pelumas, katup jantung buatan, hingga implan payudara.
  2. Jenis-jenis silikon apa saja yang digunakan untuk kesehatan dan kecantikan?
    Terdapat 3 jenis silikon yang secara medis aman :
    • Silikon padat
      Bentuknya menyerupai karet penghapus. Digunakan untuk katup jantung buatan, pengganti testis, kateter, serta persendian buatan. Dalam dunia bedah plastik, silikon padat biasanya digunakan untuk implan hidung, dagu, dan pipi. Beberapa tahun belakangan ini, silikon padat juga digunakan untuk membantu penderita gangguan ereksi, dengan menggunakan materi silikon padat yang dapat ditiup.
    • Silikon berbentuk gel dalam wadah silikon padat
      Menyerupai dodol, dengan tingkat perlekatan molekul sangat baik. Digunakan untuk implan payudara/betis. Jika dibelah, tidak akan meleleh atau menyebar, tapi tetap mengikuti bentuk wadah penyimpannya.
    • Silikon cair
      Silikon bentuk cair dalam dunia medis, menurut dr. Donny V. Istiantoro dari Jakarta Eye Center, digunakan dalam operasi retina. Retina dapat lepas dari posisinya karena berbagai faktor, sehingga perlu dibantu perlekatannya dengan silikon cair.
  3. Apakah silikon aman bagi kesehatan?
    Di dunia kedokteran modern, silikon dikategorikan sebagai bahan terbaik untuk melakukan perbaikan bagian tubuh, karena penolakan jaringan tubuh terhadap silikon tergolong rendah.
  4. Jika memang aman, mengapa kita sering mendengar kasus pasien mengalami kerusakan wajah akibat suntikan silikon cair?
    Menurut dr. Teddy O.H. Prasetyono dari Departemen Bedah Plastik FKUI, seorang dokter ahli bedah plastik tidak dibenarkan melakukan penyuntikan silikon cair. Biasanya penyuntikan silikon cair untuk memperindah bagian wajah dilakukan oleh tenaga nonmedis, tegasnya. Tarifnya yang relatif murah (sekitar Rp200.000,00 /suntikan), diduga materinya adalah silikon industri, yang membahayakan kesehatan.
  5. Apakah penyuntikan silikon cair dapat berakibat kematian? Reaksi apa yang mungkin terjadi setelah penyuntikan?
    Penyuntikan silikon cair tidak mengakibatkan kematian, tetapi dapat mengakibatkan kerusakan jaringan yang bersifat permanen. Kerusakan tersebut terjadi karena silikon cair yang disuntikkan langsung ke dalam tubuh —seperti sifat cairan umumnya— akan mencari tempat yang rendah. Sebagian silikon mungkin ‘berkumpul’ di tempat-tempat tertentu sehingga membentuk benjolan.
Sumber : vivanews