Saya perkenalkan terlebih dahulu peserta #GowesJelajah Balekambang. Dari kiri ada om Brex, Daniel, dan Octavian.
Pada tanggal 23-24 Juli 2011, saya bersama 5 orang teman bersepeda menuju Balekambang. Keyword untuk perjalanan kali ini adalah #GowesJelajah Balekambang. Mari menyimak sedikit cerita dari setiap momen yang saya abadikan.
Peserta selanjutnya adalah om Fuad (kiri) dan om Dian.
Kami semua berangkat dari garis start yang berada di Gerbang Soekarno Hatta Universitas Brawijaya Malang. Terlihat peserta sedang bersepeda di jalan raya menuju Alun-alun.
Dari Alun-alun Kota Malang, kami belok kiri melewati Plaza Gadjah Mada. Terlihat peserta masih berkumpul dalam 1 rombongan. Cuaca saat itu adalah berawan, jadi masih belum keluar keringat terlalu banyak. Hehe.
Gambar ini diambil ketika peserta #GowesJelajah melewati Pasar Gadang.
Ketika bertemu di jalan, tak lupa kami sampaikan salam kepada pengayuh sejati seperti tukang becak.
Gambar ini (Daerah Bululawang) saya ambil sebagai bentuk kekaguman atas kekuatan punggung om Fuad (baju merah) karena mampu membawa sekian banyak barang. Dapat dilihat dari ukuran tas yang dibawa olehnya.
Ketika melewati Pabrik Gula di daerah Bululawang, ternyata pabrik tersebut dalam masa giling tebu.
Inilah 2 orang peserta yang terlihat semangat sekali dalam #GowesJelajah Balekambang. Mereka memecah angin dari depan agar 4 orang lainnya tidak berat sewaktu mengayuh pedal.
Melewati daerah Gondanglegi, ternyata banyak peserta yang belum sarapan. Alhasil kami berhenti di sebuah warung di areal Pasar Gondanglegi untuk sarapan. Ada menu spesial disana, perkedel kentang + daging kambing yang dibalut telur dadar. Sungguh sarapan yang baik di perut dan kantong (karena murah pula harganya)
Wajah peserta sedikit kelelahan karena sudah setengah perjalanan kami tempuh untuk menuju Pantai Balekambang. Gambar ini diambil di Indomaret Wonokerto, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Kasirnya cantik lho. Hehe.
Sepanjang jalan menuju Pantai Balekambang, banyak sekali sawah yang ditanami tebu. Mungkin tebu merupakan komoditas utama daerah ini.
Mendekati pantai, jalanan mulai turun dan banyak yang rusak. Terlihat peserta sedang bermanuver menghadapi jalan turunan.
Eits, hati-hati dalam melahap jalan turunan. Jika ada kubangan, jangan main santap. Inilah akibatnya, ban belakang om Dian (baju putih) bocor dan harus ditambal darurat.
Setelah menambal ban, kami berhadapan kembali dengan jalanan menurun. Tapi sepertinya impas ketika kami harus menghadapi tanjakan yang panjang. Dalam gambar, om Daniel dan om Brex tidak kuat mengayuh sehingga menuntun sepedanya agar bisa melewati tanjakan.
Sampailah kami di pintu masuk sekaligus penarikan retribusi bagi pengunjung Pantai Balekambang. Bagi masing-masing pengunjung ditarik Rp 10.500,00 sebagai biaya retribusi. Apakah harga tersebut sudah termasuk murah?
Lelahnya perjalanan #GowesJelajah Balekambang terobati ketika kami semua mendengar deburan ombak dan angin pantai selatan yang agak kencang.
Peserta berfoto bersama di tempat camp yang berada di bibir pantai.
Itulah cerita saya mengenai #GowesJelajah Balekambang. Jangan lewatkan cerita berikutnya yang menggambarkan bagaimana cara kami bertahan hidup di tepi pantai Balekambang. Terima kasih sudah berkunjung dan membaca sedikit cerita saya. Sukses untuk Anda dan Salam Gowes.