Teknologi - Becak di Yogyakarta Akan Pakai Argometer
Mengantisipasi perbedaan tarif antar becak dan juga mengantasipasi keluhan para wisatawan,depan becak yang beroperasi di Yogyakarta akan menggunakan tarif seperti argometer yang selama ini telah digunakan oleh taksi.
“Penerapan argometer karena dalam menentukan tarif berdasarkan negosiasi antara tukang becak dengan penumpangnya. Agar terjadi kesamaan maka perlu diusulkan becak menggunakan argometer,” terang Purnomo Rahardjo, Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Kamis, 10 Juni 2010
Menurutnya untuk merealisasikan rencana itu, Dinas Perhubungan masih bekerjasama dengan paguyuban becak dan akademisi untuk mendapatkan alat dan cara yang tepat untuk penyamaan tarif becak tersebut.
“Penggunaan argometer pada becak untuk menghindari kecurangan tukang becak yang sering meminta tarif tinggi padahal jarak yang ditempuh hanya dekat,”katanya
Purnomo menyatakan untuk menyamakan tarif becak memang agak sulit menentukan variabel-variabel yang harus diperhatikan. Seperti jarak, jalan yang ditempuh dan beban yang diangkut. Selain itu, faktor cuaca juga harus dipertimbangkan.
“Harus ada pertimbangan yang matang untuk menentukan tariff argometer becak, karena yang menjalankan becak adalah manusia bukannya mesin,”tandasnya
Sementara itu Ketua Paguyuban Becak Yogyakarta (Aspabeta) Totok Yudianto menyabut baik rencana pemasangan argometer pada becak. Sejak awal, pihaknya memang mengusulkan supaya ada tarif resmi untuk becak.
“Jika belum ada argometer, kami sudah mengusulkan supaya ada tarif minimal yaitu Rp 5000 per kilometer,” katanya
Di Yogyakarta saat ini sudah tercatat sebanyak 6500 becak yang resmi mempunyai ijin. Sedangkan batasannya sebanya 7500 becak. Namun jika becak semakin bertambah akan diarahkan supaya tempat mangkalnya berada di perbatasan.
Sumber : vivanews