#GowesJelajah Coban Rondo kali ini diawali dengan melintasi jalur utama Malang - Batu.
Pada artikel ini saya akan sedikit bercerita mengenai perjalanan menuju Coban Rondo. Jalan yang dilewati bukan jalan aspal lho. Tapi masuk hutan dan jalannya naik turun pula. Maka dari itu, jangan palingkan wajah anda dari monitor. Silahkan baca cerita saya :D
Dari jalur utama, kami belok kiri melewati krematorium di daerah Batu.
Sepanjang perjalanan menuju Coban Rondo, jalan menanjak-lah yang menyambut kami.
Wah, ternyata warga Batu sudah siap menyambut HUT RI ke-66. Dirgahayu Kemerdekaan RI :)
Sepanjang perjalanan, mas Gezzy terus mengeluarkan keringat. Saking banyaknya keringat yang dia keluarkan, sampai-sampai bajunya pun bisa diperas. #GowesJelajah Coban Rondo memang benar-benar menguras keringat =))
O iya, dalam trip kali ini ada 6 orang yang bergabung. Di tengah jalan, kami bertemu 2 orang yang kebetulan sejalur. Gambar ini diambil saat melewati bukit di dekat daerah Oro-Oro Ombo (Batu)
Ada hal unik yang saya temui di daerah Batu. Beberapa anggota TNI terlihat sedang latihan fisik dengan mengendarai sepeda. Sukses ya pak tentara :peluk
Inilah peserta yang ikut dalam #GowesJelajah Coban Rondo 30 Juli 2011.
Sebenarnya ada jalan aspal. Tapi kami potong jalur dan melewati jalur alternatif yang merupakan jalan makadam. Alangkah tersiksanya kaki karena harus mengayuh di tanjakan makadam :(
Meski melelahkan, tapi pemandangan yang ditawarkan berimbang lah :D
Jalan terus menanjak dan kami mulai memasuki perkampungan warga. Terlihat om Randite kelelahan dan harus menuntun sepedanya. Ada beberapa anak SMP yang juga kebetulan sedang melaksanakan praktek mata pelajaran Olahraga
Melihat om Randite yang kelelahan, saya pun ngotot untuk bisa sampai di ujung tanjakan. Dari belakang terdengar suara mobil, kayuhan pun semakin melambat dan mengarahkan sepeda ke pinggir jalan. Eh tiba-tiba om Randite nyalip sambil pegangan ke mobil(baca:nebeng). Ada-ada saja :))
Terlihat rombongan sedang melewati Coban Rais. Coban Rais adalah wisata air terjun di Kota Batu. Untuk info lebih lengkap, silahkan cari tau sendiri ya :D
Di daerah Coban Rais ada sebuah warung. Kebetulan ada beberapa teman yang belum sarapan. Tapi kami berubah pikiran. Lebih baik menu dibungkus saja untuk kemudian dimakan di tengah perjalanan. Mungkin lebih asyik begitu :)
Perjalanan dilanjutkan kembali setelah makanan kami dapat. Dari sinilah perjalanan full Cross Country (XC) dimulai :)
Senang sekali melihat anak-anak ini mandi di kali. Jadi pengen juga nih :))
Yuhui..jalan turunan di depan mata. Tapi cuma sebentar :(
Ternyata tempat yang kami lewati cukup tinggi. Lihat saja pemandangan yang ada di sebelah kiri :)
Jalur yang dilewati ya seperti ini. Jalanan tanah kering berdebu, menyiksa mata dan hidung.
Ah tidak, lagi-lagi kram kakiku kambuh di tengah perjalanan. Bagaimana kelanjutannya? :((
Perjalanan dilanjutkan sebentar. Sebenarnya kakiku masih sakit. Tapi syukurlah self hypnosis bekerja disini. "KALAHKAN RASA SAKITMU. UBAH RASA SAKITMU MENJADI SEMANGAT" Dan, berhasil..
Tapi ketika melihat tanjakan ini :o
Setelah melewati tanjakan tadi, hutan pinus siap menyambut kami. Duh rindangnya hutan ini. Semoga bertahan hingga puluhan tahun nanti :)
Memang benar-benar hutan. Menyusuri kaki bukit, otomatis di sisi lainnya adalah jurang. Terlihat om Benny sedang mengayuh sepedanya di bukit seberang.
Sekitar jam 11.30 WIB kami menghentikan laju sebentar untuk makan siang. Apa menu makan siang ini? :D
Taraaa..inilah menu makan siang kita. Meski begitu, terasa nikmat karena dimakan di tengah hutan bersama sahabat. Alangkah beruntungnya aku ikut perjalanan kali ini :)
Setelah makan siang, perjalanan dilanjutkan kembali dan jalurnya tetap saja - MENANJAK :))
Karena banyaknya tanjakan yang ekstrim, om Randite mendapat musibah di tengah jalan. Crank Arm-nya lepas. Selain itu, tidak ada kawan yang membawa perlengkapan untuk memperbaikinya. Alhasil, setiap beberapa menit kami harus berhenti untuk mengencangkan lagi baut Crank itu.
Perjalanan yang tadinya masuk hutan Pinus sempat memasuki perkampungan warga. Terlihat warga sekitar yang mengambil tanaman liar dari hutan untuk makanan ternaknya. Sukses ya pak :peluk
Daerah ini juga merupakan jalur pendakian menuju Gunung Panderman. Terlihat rombongan IMPALA yang baru turun dari gunung. Jalannya prok prok prok :))
Dari jalanan menanjak pasti ditemui turunan. Turunan dengan medan tanah otomatis membutuhkan keahlian di bidang Downhill. Akibat ragu-ragu, kecelakaan beruntun terjadi antara om Gessy dan om Randite. Duh, kasiannya mereka. Tapi lucu lho kejadiannya =))
Syukurlah kepala om Gessy tidak terluka parah. Lihatlah bekas goresan di bagian helm yang ditunjuk oleh teman kami yang lain. Betapa bergunanya helm di saat ini :D
Perjalanan mulai menemukan titik terang ketika kami mulai berhadapan dengan jalan aspal. Ini artinya Coban Rondo semakin dekat. Yuk lebih semangat gowes :peluk
Karena crank om Randite masih belum beres, mau tidak mau saya dan om Fuad harus mendorongnya ketika berhadapan dengan tanjakan. Tak apalah, biar cepat sampai karena hari sudah semakin gelap (Pukul 14.00 WIB)
Sesampainya di tempat wisata, kami parkir sepeda di tempat parkir sepeda motor. Beginilah formasi parkir kami. Adakah pihak dari Komisi Perlindungan Sepeda yang akan menjadikan ini sebagai bahan kontroversial? =))
Wiiihhh..nikmatnya ketika sudah sampai di tempat tujuan. Ketika menjejakkan kaki di sungai, dingin sekali. Tapi tak apalah. Kapan lagi kita bisa merasakannya? :D
Perjalanan berakhir. Tapi sebelum meninggalkan tempat, kami makan gorengan saja dulu. Gorengan ini dijual oleh PKL di sekitar tempat wisata Coban Rondo.
Sebenarnya masih ada banyak foto yang sengaja tidak ditampilkan di artikel ini. Untuk melihat gambar-gambar yang diambil saat #GowesJelajah Coban Rondo bisa Anda nikmati di galeri berikut.
Senang sekali bisa berbagi pengalaman dengan pembaca sekalian. Semoga #GowesJelajah Coban Rondo 30 Juli 2011 bisa meningkatkan semangat para pembaca untuk semakin rajin dalam mengayuh sepeda masing-masing. Sukses untuk kita semua dan salam gowes :peluk